SEJARAH KESEHATAN MENTAL
(Tahun 1600 dan
sebelumnya)
Dukun asli Amerika
(Indian), sering juga disebut sebagai “penyembuh” (healer,shaman)orang
yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan
mejalani ritual penebusan dan penyucian.
Pandangan masyarakat saat itu
menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah karena dimasuki
oleh roh-roh yang ada di sekitar. Mereka dianggap melakukan kesalahan kepada
roh-roh atau menjadi medium dari roh-roh untuk menyatakan keinginannya. Oleh
karena itu, mereka sering kali tidak dianggap sakit, sehingga mereka tidak
disingkirkan dan dibuang seta masih mendapatkan tempat dalam masyarakat.
·
Tahun
1692
Mendapatkan pengaruh para imigran
dari Eropa yang beragama Nasrani, di Amerika orang yang bergangguan mental saat
itu sering dianggap terkena sihir/guna-guna atau dirasuki setan. Ini merupakan
penjelasan yang diterima secara umum sehingga masyarakat takut dan membenci
mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir. Bahkan pengadilan pernah memvonis
19 orang untuk digantung karena dianggap memiliki sihir. Padahal mereka yang
dianggap memiliki kekuatan sihir kemungkinan besar mengalami gangguan mental
sehingga hidup mereka tampak aneh dan berbeda bagi kebanyakan orang.
Sejarah kesehatan mental di Eropa,
khususnya Inggris, agak sedikit berbeda, sebelum abad ke-17, orang gila
disamakan dengan penjahat/kriminal, sehingga mereka dimasukkan ke dalam
penjara.
John Locke (1690)
dalam tulisannya yan berjudul An Essay Concerning Understanding, menyatakan
bahwa terdapat derajad kegilaan dalam diri setiap orang yang disebabkan oleh
emosi yang memaksa orang untuk memunculkan ide-ide salah dan tidak masuk akal
secara terus-menerus. Kegilaan adalah ketidakmampuan akal untuk mengeluarkan
gagasan yang berhubungan dengan pengalaman secara tpat. Pandangan John Locke
ini bertahan di Eropa sampai abad ke-18.
·
Tahun 1724
Pendeta Cotton Mather (1663-1728)
mematahkan tahkhayul yang hidup di masyarakat berkaitan dengan sakit jiwa
dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri. Pada
saat ini benih-benih pendekatan secara medis mulai dikenalkan, yaitu dengan
memberikan penjelasan masalah kejiwaan sebagai akibat gangguan yang terjadi di
tubuh.
Pada abad ke-17 dan
18 individu yang menderita penyakit mental berada dalam penderitaan yang besar
di tangan masyarakat Amerika. Mereka dilihat sebagai seorang yang dirasuki
setan atau dicirikan sebagai dikuasai sifat-sifat kebinatangan sehingga mereka
menjadi subjek penanganan yang menyedihkan. Penyiksaan fisik maupun mental
merupakan hal yang umum dan penggunaan pembatas fisik yang meluas seperti
jacket yang ketat dengan tangan yang berat dan kaki yang dirantai-mengeluarkan
pasien dari martabat dan kebebasannya. Para pendiri pada abad ke 19,
seperti Phillip Pinel di Perancis dan Dorothea Dix, membuat lompatan besar
dengan mempromosikan penanganan manusiawi bagi penderita penyakit mental,
tetapi kondisinya masih jauh dari ideal. Phillipe Pinel ditunjuk sebagai dokter
yang mengawasi Rumah sakit Bicetre, Paris (rumah sakit jiwa untuk pria) pada
tahun 1793. Dia memutuskan uuntuk tidak meranntai pasien gila. Dia kemudian
ditempatkan di Salpetriere (rumah sakit jiwa untuk wanita) pada tahun 1795.
·
Tahun 1812
Benjamin Rush
(1745-1813) menjadi salah satu pengacara mula-mula yang menangani masalah
penanganan secara manusiawi untuk penyakit mental dengan publikasinya yang
berjudul Medical Inquiries and Observations Upon Diseases of the
Mind. Ini merupakan buku tesk psikiatri Amerika pertama.
Antara tahun 1830-1860 di Inggris
timbul optimisme dalam menangani pasien sakit jiwa (Therapeutic
Optimism). Hal ini disebabkan berkembangkannya teori dan teknik dalam
menangani orang sakit jiwa di rumah sakit jiwa. Pada masa ini tumbuh
kepercayaan bahwa penanganan di rumah sakit jiwa merupakan hal yang benar dan
cara ilmiah untuk menyembuhkan kegilaan. Pada tahun 1842 psikiater mulai masuk
dan mendapatkan peranan penting di rumah sakit, menggantikan ahli hukum yang
selama ini ternyata membuahkan kegagalan, maka tidak lama kemudian muncul masa
terapi psimisme (therapeutic pesimism) . ini teruma dipengaruhi oleh
sosialisme. Darwin menyatakan bahwa gangguan mental adalah perkembangan evolusi
sehingga merupakan bawaan dan tidak mungkin diubah lagi.
·
Tahun
1843
Kurang lebih terdapat 24 rumah sakit,
tapi hanya ada 2.561 tempat tidur yang tersedia untuk menangani penyakit mental
di Amerika Serikat.
·
Tahun 1908
Clifford Beers (1876-1943) menderita
manis depresif pada tahun 1900. Dia merupakan lulusan Yale dan seorang
bisnisman, yang kemudian mengalami gangguan setelah mengalami sakit dan saudara
laki-lakinya meninggal. Setelah mencoba bunuh diri, Dia di masukkan ke rumah
sakit mental swasta di Connecticut. Dia menjadi subjek penanganan yang
tidak manusiawi dan mengalami penyiksaan fisik dan mental di bawah
kekuasaan orang yang tidak terlatih dan tidak kompoten di rumah sakit.
Beers kemudian menghabiskan beberapa tahun di berbaggai
negeri Middletown, Connecticut. Penanganan tidak manusiawi yang diterimanya di
institusi ini mencetuskan keberanian untuk memperbaharui perawatan bagi
individu yang menderita penyakit mental di Amerika Serikat. Pada tahun 1908 dia
menulis buku yang berjudul A Mind That Found Itself, merupakan laporan
pengalamannya sendiri sebagai pasien sakit mental dan secara jelas
menggambarkan kekejaman lembaga perawatan. Buku tersebut memberikan akibat yang
segera, menyebarakan visinya mengenai gerakan kesehatan mental. Beers kemudian
mendirikan Masyarakat Connecticut untuk Mental Higiene yang kemudian pada tahun
berikutnya berubah menjadi Komite Nasional untuk Mental Higience (the National
for Mental Hygience). Yang merupakan pendahulu Asosiasi Kesehatan Mental
Nasional sekarang ini.
Tujuan Asosiasi ini adalah untuk:
-
Memperbaiki sikap masyarakat terhadap penyakit mmental dan penderita dan
penderita sakit mental.
-
Memperbaiki pelayanan terhadap penderita sakit mental
-
Bekerja untuk pencegahan penyakit mental dan mempromosikan kesehatan mental.
·
Tahun 1909
Sigmund Freud mengunjungi Amerika dan
mengajar psikoanalisa di Universitas Clarck di Worcester, Massachusetts.
·
Tahun 1910
Emil Kraeplin pertama kali
menggambarkan penyakit Alzheimer. Dia juga mengembangkan alat tes yang dapat
digunakan untuk medeteksi adanya gangguan epilepsi.
·
Tahun 1918
Asosiasi Psikoanalisa Amerika membuat
aturan bahwa hanya orang yang telah lulus dari sekolah kedokteran dan
mejalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi calon untuk pelatihan
psikoanalisa.
·
Tahun 1920-an
Komite Naional untuk Mental Higiene
menghasilkan satu set model undang-undang komitmen yang dimasukkan ke dalam
aturan pada beberapa negara bagian. Komite juga mmembantu
penelitian-peenelitian yang berpengaruh pada kesehatan mental, penyakit mental,
dan treatmen yang membawa perubahan nyata pada sistem perawatan kesehatan
mental.
Harry Stack Sullivan yang mengawasi
pasien Scizhofrenia di Rumah Sakit Sheppard-Pratt Hospital menunjukkan pengaruh
lingkungan terapeutik ketika para paien dapat dikembalikan ke masyarakat.
Pada tahun 1920-1930 di Eropa terjadi
perubahan treatmen dalam menangani gangguan mental. Perubahan ini berkat
pengaruh teori Freud yang pada masa itu menjadi terkenal. Perubahan treatmen
tersebut meliputi :
-
Treatmen di dalam rumah sakit kurang diminati, diganti treatmen yang dilakukan
di luar rumah sakit.
-
Treatmen di lakukan tidak memerlukan sertifikasi
-
Treatmen dilakukan dirumah sakit.
·
Tahun 1930-an
Psikiater lebih menginjeksikan
insulin yang menyebabakan shock dan koma sementara sebagai suatu treatmen untuk
penderita schizofrenia.
·
Tahun 1936
Agas Moniz mempublikasikan suatu
laporan mengenai lobotomi frontal manusia yang pertama. Akibatnya antara tahun
1936 sampai pertengahan 1950-an, diperkirakan 20.000 prosedur pembedahan ini
digunakan terhadap pasien mental Amerika.
·
Tahun
1940-an
Elektropika, yaitu terapi dengan cara
menngaplikasikan listrik ke otak. Pertama kali digunakan di rumah sakit Amerika
untuk menangani penyakit mental. Pada tahun 1940-an-1950 dimulainya perawatan
masyarakat bagi penderita gangguan mental Inggris.
·
Tahun
1947-an
Fountain House di New York City
memulai rehabilitasi psikiatrik untuk orang-orang yang mengalami sakit mental.
·
Tahun 1950
Dibentuk National Association of
Mental Health (NAMH) yang merupakan merger dari tiga organisasi, yaitu National
Commite for Mental Hygiene, National Mental Health Foundatio, dan Psychiatric
Foundation. Lembaga baru ini melanjutkan misi Beers dengan lebih jelas. Melalui
program televisi, distribusi literatur dan media lainnya. NAMH melanjutkan
mendidik publik Amerika pada isu-isu kesehatan mental-mental dan mempromosikan
kesadaran akan kesehatan mental.
·
Tahun 1952
Obat antiseptik konvensional pertama,
yaitu chlorpromazine, diperkenalkan untuk menangani pasien schizoprenia dan
gangguan mental utama lainnya.
·
Tahun 1960-an
Obat-obat antisptik konvensional,
seperti haloperidol, digunakan pertama kali untuk mengontrol simtom-simtom yang
positif (nyata) pada penderita psikosis, yang memberikan ukuran yang nyata dan
penting karena membuat pasien tenang. Hal ini memberikan ukuran yang nyata dan
penting karena membuat pasien tenang. Hal ini kemudian menjadi keharusan untuk
digunakan pada permulaan bagia pasien yang gaduh dan kacau. Lithium
kemudian diketemukan dan menjadi obat yang merevolusi treatmen bagi penderita
manis depresif.
Media Inggris mulai mengungkapkan
kesehatan mental dengan menampilkan orang-orang yang pernah mengalami sakit
mental untuk menceritakan pengalamn mereka. Pada masa ini segala hal yang tabu
berkaitan dengan mental mulai dibuka dan dibicarakan secara umum.
KONSEP SEHAT
Sehat (health) adalah konsep yang tidak mudah
diartikan sekalipun dapat kita rasakan dan diamati keadaannya. Misalnya, orang
tidak memiliki keluhankeluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat.
Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa orang yang “gemuk” adalah otrang
yang sehat, dan sebagainya. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga
mempengaruhi pemahaman dan pengertian orang terhadap konsep sehat.
Sebagai satu acuan untuk memahami konsep
“sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat
luas, yaitu “keadaan yang sempurnan baik fisik, mental maupun sosial, tidak
hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat
bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun
tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang
sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.
Pengertian sehat yang dikemukan oleh WHO ini
merupakan suatau keadaan ideal, dari sisi biologis, psiologis, dan sosial.
Kalau demikian adanya, apakah ada seseorang yang berada dalam kondisi sempurna
secara biopsikososial? Untuk mendpat orang yang berada dalam kondisi kesehatan
yang sempurna itu sulit sekali, namun yang mendekati pada kondisi ideal
tersebut ada.
Dalam kaitan dengan konsepsi WHO tersebut, maka dalam perkembangan
kepribadian seseorang itu mempunyai 4 dimensi holistik, yaitu agama,
organobiologik, psiko-edukatif dan sosial budaya
Ciri-ciri
tingkah laku sehat
l Warga (1983)
Ciri-ciri
individu sehat/normal adalah:
1.
Bertingkahlaku menurut norma2 sosial yang diakui.
2.
Mampu mengelola emosi.
3.
Mampu m’aktualkan potensi-potensi yang dimiliki.
4.
Dapat mengikuti kebiasaan-kebiasaan sosial.
5.
Dapat mengenali resiko dari setiap perbuatan dan
kemampuan tersebut digunakan untuk menuntun tingkah lakunya.
6.
Mampu menunda keinginan sesaat untuk mencapai tujuan
jangka panjang.
7.
Mampu belajar dari pengalaman.
8.
Biasanya gembira.
PERBEDAAN KESEHATAN MENTAL BARAT DAN TIMUR
l
Budaya Barat dan Timur ternyata
memiliki perbedaan yang mendasar mengenai konsep sehat-sakit. Perbedaan ini
kemudian memengaruhi sistem pengobatan di kedua kebudayaan. Akibatnya,
pandangan mengenai kesehatan mental juga berbeda. Namun dengan kemajuan
teknologi dan komunikasi yang membuat relasi antar manusia semakin mengglobal,
pertemuan antara kedua budaya ini tidak lagi dapat dihindari sehingga sekarang
ini ditemui berbagai cara penanganan kesehatan yang mencoba mengintegrasikan
sistem pengobatan antara kedua kebudayaan. (Siswanto. 2007. Kesehatan
Mental. Yogyakarta: Penerbit ANDI. 13-14)
Konsep kesehatan mental berhubungan
erat dengan efisiensi menta, dan kadang-kadang kedua konsep tersebut disamakan.
Sudah pasti kesehatan dalam bentuk apa pun merupakan dasar untuk efisiensi, dan
Jones melihat efisiensi sebagai salah satu di antara ketiha segi kesehatan
mental dan normalitas (kedua segi yang lain adalah kebahagiaan dan adaptasi
terhadap kenyataan). Tetapi konsep efisiensi mempunyai arti sendiri, yakni
pengunaan kapasitas-kapasitas untuk mencapai hasil sebaik mungkin dalam keadaan
yang ada pada waktu itu. (Semiun, Yustinus OFM. 2006. Kesehatan Mental
1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 48-49)
Ada hubungan yang jelas antara konsep
penyesuaian diri dan kesehatan mental, tetapi hubungan tersebut tidak mudah
ditetapkan. Pasti kesehatan mental merupakan kondisi yang sangat dibutuhkan
untuk penyesuaian diri yang baik, dan demikian pula sebaliknya. Apabila
seseorang bermental sehat, maka sedikit kemungkinan ia akan mengalami
ketidakmampuan menyesuaikan diri yang berat. Kita dapt berkata bahwa kesehatan
mental adalah kunci untuk penyesuaian diri yang sehat (Scott, 1961)
Sejaran kesehatan mencatat ternyata
konsep sehat tidak jelas, lebih banyak ditemui konsep tentang sakit. Ini
membuat pemahaman tentang sehat dan kesehatan juga mengalami kekacauan. Batasan
tentang kesehatan yang tidak jelas mengakibatkan manusia tidak memiliki
pegangan yang baku untuk mencapai derajat kesehatan yang harus dicapai.
Ada perbedaan antara model kesehatan
Barat dengan model kesehatan Timur. Barat memandang kesehatan bersifat
dualistik melihat tubuh manusia sebagai mesin dan dipengaruhi oleh dominasi
media. Sementara Timur lebih bersifat hilistik, melihat kesehatan secara
menyeluruh, saling mengait sehingga memengaruhi cara-cara penanganan terhadap
penyakit.
Meskipun konsep sehat mental tidak lah
jelas dan masik mengalami perkembangan, tapi ada beberapa ciri tingkah laku
sehat menjadi ciri standar untuk menunjukkan sehat tidaknya individu melalui
berbagai pendekatan dalam Kesehatan Mental. (Siswanto. 2007. Kesehatan
Mental 1.Yogyakarta: Penerbit ANDI. 31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar