Hubungan antara kesehatan mental dan emosional
Apa itu Kecerdasan Emosional
Kecerdasan Emosional terdiri dari dua
kata, yaitu kecerdasan dan emosi. Kecerdasan adalah suatu kemampuan umum
dari seseorang dalam hal bagaimana dia memecahkan masalah hidupnya
sehari-hari. Kecerdasan juga erat kaitannya dengan kemampuan kognitif
yang dimiliki oleh individu. Sedangkan emosi berasal dari bahasa
Perancis, émotion, dari émouvoir, ‘kegembiraan’ dan dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) ‘luar’ dan movere‘bergerak’.
Secara umum emosi adalah perasaan intens yang dikeluarkan/ditujukan
kepada seseorang sebagai reaksi dari suatu kejadian, baik senang, marah,
ataupun takut. Jadi, kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal
dengan EQ (Emotional Quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan
bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat
keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi
kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih
sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis
bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang
dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang
kondusif bagi kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih
dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan
dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti
Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap
‘teranaktirikan’ dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan
masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini
menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak
saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus
dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
Kesehatan Mental itu
Kesehatan mental adalah
terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa(neurose) dan dari
gejala-gejala penyakit jiwa (psychose)Berbagai kalangan psikiatri
(kedokteran jiwa) menyambut baik definisi ini. Seseorang dikatakan
bermental sehat bila terhindar dari gangguan atau penyakit jiwa, yaitu
adanya perasaan cemas tanpa diketahui sebabnya, malas, hilangnya
kegairahan bekerja pada diri seseorang dan bila gejala ini meningkat
akan menyebabkan penyakit anxiety, neurasthenia dan hysteria.
Adapun orang yang sakit jiwa biasanya akan memiliki pandangan berbeda
dengan orang lain inilah yang dikenal dengan orang gila. Kesehatan
mental adalah: kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri,
dengan orang lain dan masyarakat sera lingkungan tempat ia hidup.
Hubungan Kesehatan mental dengan Kecerdasan Emosional
orang yang mempunyai kesehatan mental
pasti juga memiliki kecerdasan secara emosional sehingga dia dapat
berhubungan sosial dengan orang banyak dan orang yang mempunyai
kecerdasan emosional adalah orang yang dapat menguasai dirinya agar
terhindar dari tekanan perasaan atau hal – hal yang menyebabkan dia
frustasi dengan kehidupannya. orang yang cerdas secara emosional ada
orang yang akan merasakan kebahagiaan dalam hidup karena tidak diliputi
dengan perasaan-perasaan cemas, gelisah, dan ketidakpuasan. Sebaliknya
akan memiliki semangat yang tinggi dalam menjalani hidupnya. Untuk dapat
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, harus lebih dahulu mengenal diri
sendiri, menerima apa adanya, bertindak sesuai kemampuan dan
kekurangan. Ini bukan berarti harus mengabaikan orang lain.
Sumber:
Dwinanda, Ferri. 2009. Hubungan Antara
Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja Karyawan Pemasaran Perusahaan
Perbankan ”XxX” Tangerang. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas
Indonusa Esa Unggul: Jakarta.
Goleman, Daniel. 2002. Working With Emotional Intelligence (terjemahan). PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Goleman, Daniel. 2004. Kecerdasan Emosional: Mengapa EI Lebih Penting Daripada
IQ, Terjemahan oleh T. Hermaya. 2004. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
IQ, Terjemahan oleh T. Hermaya. 2004. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar