Nama Anggota Kelompok Matahari :
- Antonny
- Jodi Wicaksono
- Mega Novianda
- Noddie Maharizky
- Victor Favian Ramadhan
- Ruthiany Zara Monica
kepemimpinan ialah suatu kemampuan seorang pemimpin mempengaruhi anggotanya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi
1. Definisi kepemimpinan (Leadership)
A. Menurut (Sullivan & Decker)
Kepimpinan ialah penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan
B. Menurut P. Pigors (1935)
Kepemimpinan ialah proses dorong mendorong lewat keberhasilan sebuah interaksi dari berbagai perbedaan individu, mengontrol daya seseorang dalam mengejar tujuan bersama.
C. Menurut George R. Terr
Kepemimpinan merupakan suatu hubungan yang ada didalam diri seseorang atau pemimpin dan mempengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan sadar dalam hubungan tugas agar tercapainya sebuah tujuan yang diinginkan
A, Teori Kepimpinan Partipan
Teori x dan teori y
1) Teori X Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
2) Teori Y Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja.
B. Rensis Likert membagi 4 gaya dasar kepemimpinan organisasional
1. Otokrat Eksploratif
Manajer mengambil semua keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan dan memerintahkan serta mengekplorasi bawahan dalam pelaksanaan.
2. Otokrat Penuh Kebajikan
Manajer tetap menentukan perintah-perintah kerja tapi bawahan di beri keleluasaan dalam pelaksanaan.
3. Partisipatif
Manajer menggunakan gaya konsultatif yaitu meminta masukan dari bawahan tapi tetap menahan hak untuk membuat keputusan.
4. Demokratik
Manajer memberikan berbagai pengarahan pada bawahan tapi juga memberikan partisipasi total dan keputusan di buat bersama-sama dengan keputusan suara mayoritas.
1. Teori Of Leadership Pattern Choice Dari Tannenbaum & Scmidt
· Perilaku tersebut bertitik tolak daridua pandangan dasar:
1. berorientasi pada pemimpin ( bidang pengaruh pimpinan)
2. berorientasi pada bawahan (bidang pengaruh kebebasan bawahan).
· Dari dua pandangan dasar tersebut selanjutnya dikembangkan tujuh model gaya kepemimpinan dalam pembuatan keputusan yang dilakukan pemimpin :
1) pemimpin membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan (teiling)
2) pemimpin menjual dan menawarkan keputusan terhadap bawahan (selling)
3) pemimpin menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan
4) pemimpin memberikan keputusan tentatif, dan keputusan masih dapat diubah
5) pemimpin memberikan problem dan minta saran pemecahannya pada bawahan 6) pemimpin menentukan batasan-batasan dan minta kelompok membuat keputusan
7) pemimpin mengizinkan bawahan berfungsi dalam batas_batas yang di tentukan (joining).
· Menurut Tannenbaum dan Schmidt dalam pemilihan gaya kepemimpinan yang efekti faktor yang harus dipertimbangkan oleh seorang pemimpin yaitu:
1) Kekuatan yang ada pimpinan: meliputi latar belakang pendidikan, latar belakang kehidupan pribadi, pengetahuan, nilai-nilai hidup yang dihayati,kecerdasan, pengalaman.
2) Kekuatan yang ada bawahan: tingkat kebutuhan bawahan akan tanggung jawab dan kebebasan bertindak dalam pembuatan keputusan.
3) Tingkat pengetahuan dan berpengalaman yang dimiliki bawahan dalam bekerja.
D. Modern Choice Approach To Participation Konsep Decision Tree of Leadership dariVroom & Yetton
· Normative Theory dari Vroom and Yetton sebagai berikut :
1) AI (Autocratic) : Pemimpin memecahkan masalah atau membuat keputusan secara unilateral, menggunakan informasi yang ada.
2) AII (Autocratic) : Pemimpin memperoleh informasi yang dibutuhkan dari bawahan namun setelah membuat keputusan unilateral
3) CI (Consultative) : Pemimpin membagi permasalahan dengan bawahannya secara perorangan, namun setelah itu membuat keputusan secara unilateral.
4) CII (Consultative) : Pemimpin membagi permasalahan dengan bawahannya secara berkelompok dalam rapat, namun setelah itu membuat keputusan secara unilateral.
5) GII (Group Decision) : Pemimpin membagi permasalahan dengan bawahannya secara berkelompok dalam rapat; Keputusan diperoleh melalui diskusi terhadap konsensus.
Normative Theory: Rules Designed To Protect Decision Quality (Vroom & Yetton, 1973) :
1) Leader Information Rule: Jika kualitas keputusan penting dan anda tidak punya cukup informasi a atau ahli untuk memecahkan masalah itu sendiri, eleminasi gaya autucratic.
2) Goal Congruence Rule: Jika kualitas keputusan penting dan bawahan tidak suka untuk membuat keputusan yang benar, aturlah keluar gaya partisipasi tertinggi.
3) Unstructured Problem Rule: Jika kualitas keputusan penting untuk anda kekurangan cukup informasi dan ahli dan masalah ini tidak terstruktur, eliminasi gaya kepemimpinan autocratic.
4) Acceptance Rule: Jika persetujuan dari bawahan adalah krusial untuk implementasi efektif, eliminasi gaya autocratic.
5) Conflict Rule: Jika persetujuan dari bawahan adalah krusial untuk implementasi efektif, dan mereka memegang opini konflik di luar makna pencapaian beberapa sasaran, eliminasi gaya autocratic.
6) Fairness Rule: Jika kualitas keputusan tidak penting, namun pencapaiannya penting, maka gunakan gaya yang paling partisipatif.
7) Acceptance Priority Rule: Jika persetujuan adalah kritikan dan belum tentu mempunyai hasil dari keputusan autocratic dan jika bawahan tidak termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi, gunakan gaya yang paling partisipatif.
E. Teori Kepemimpinan Dari Konsep Contigency Theory Of Leadership Dari Fiedler
Model kontingensi dari Fred Fridler, mengusulkan bahwa efektifitas kinerja sebuah kelompok tergantung pada adanya kecocokan antara gaya seseorang pemimpin dikala berinteraksi dengan bawahannya dan tergantung pada derajat kontrol dan pengaruh situasi pada pemimpin. Friedler kemudian mengembangkan kuesioner LPS (Least Prefered Co Worker), dimana responden (pemimpin) di minta untuk memikirkan atau membayangkan seorang teman sekerjanya yang paling menjengkelkan atau paling sulit di ajak kerjasama.
1. Mengidentifikasikan Gaya Kepemimpinan
2. Mendefinisikan Situasi
· Terdapat tiga dimensi situasional yang dapat menjadi factor kunci untuk menetapkan efektifitas kepemimpinan :
a) hubungan pimpinan-bawahan.
b) struktur tugas.
c) kekuatan posisi.
3. Mencocokan Pemimpin dengan Situasi
Skor LPC seseorang dapat menentukan tipe situasi yang mana yang palin cocok buat gaya kepemimpinannya. Ada dua cara untuk dapat meningkatkan efektifitas kepemimpinan :
a) Menggantikan pemimpin untuk bisa cocok dengan situasinya,
b) Menggantikan situasi untuk bisa cocok dengan pemimpin.
4. Sumber Kognitif : Perbaikan dari Model Fiedler
Ada dua dimensi yang di kemukakan di sini :
a) Para pemimpin yang intelegen dan kompeten akan meformulasikan perencanaa-perncanaan, keputusan-keputusan, dan tindakan-tindakan strategis yang lebih efektif.
b) Para pemimpin mengkomunikasikan rencana-rencana, keputusan-keputusan clan strategi mereka yang lebih melalui perilaku direktif
F. Teori Kepemimpinan Dari Konsep Path Goal Theory
· Pada intinya, teori path-goal menjelaskan empat perilaku pemimpin, yaitu (Wahjono, 2010 : 284):
1) Pemimpin direktif, mengarahkan tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana caranya, menjadwalkan pekerjaan, mempertahankan standar kinerja, dan memperjelas peranan pemimpin dalam kelompok.
2) Pemimpin suportif, melakukan berbagai usaha agar pekerjaan menjadi lebih menyenangkan, memperlakukan pengikut dengan adil, bersahabat, dan mudah bergaul serta memperhatikan kesejahteraan bawahannya.
3) Pemimpin partisipatif, melibatkan bawahan, meminta saran bawahan dan menggunakannya dalam proses pengambilan keputusan.
4) Pemimpin yang berorientasi pada kinerja, menentukan tujuan-tujuan yang menantang, mengharap kinerja yang tinggi, menekankan pentingnya kinerja yang berkelanjutan, optimistik dan memenuhi standar-standar yang tinggi.