Selasa, 29 Desember 2015

#PsikologiManajemen

KELOMPOK MATAHARI

ANTONNY
JODI WICAKSONO
MEGA NOVIANDA
NODDIE MAHARIZKY
RUTHIANY ZARA MONICA
VICTOR FAVIAN RAMADHAN


PENGARUH MOTIVASI DIRI TERHADAP KINERJA BELAJAR MAHASISWA

1. Latar Belakang

Kinerja sebagai keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan seorang dari pekerjaannya. Sedangkan tingkat kinerja sesoerang merupakan ukuran sejauh mana keberhasilan orang itu dalam melakukan tugasnya (As’ad, 1984). Kinerja mahasiswa dalam masa perkuliahan salah satunya dapat diukur dengan prestasi belajarnya. Bloom dan Slemanto (1988) melihat evaluasi sebagai pengumpulan bukti-bukti secara sistematis untuk menentukan apakah terjadi perubahan dalam belajar. Untuk mengetahui seberapa banyak perubahan yang terjadi pada masing-masing mahasiswa di dalam perkuliahan bukti dari nilai prestasi belajar dilihat melalui IPK.
Teori-teori tentang motivasi banyak dipelajari dalam ranah studi manajemen khususnya manajemen sumber daya dan psikologi. Secara sederhana definisi motivasi dapat diartikan sebagai dorongan. Banyak sekali definisi motivasi yang dikemukakan oleh para ahli literatu, salah satu definisi tentang motivasi menyebutkan bahwa motivasi adalah suatu variabel yang ikut campur tangan yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran. (J.P Chaplin, 2001). Senada dengan teori diatas, Munandar (2001) juga menjelaskan bahwa motivasi adalah proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang mengarah ketercapaian pada tujuan tertentu. Davis McClelland membahas motivasi berdasarkan 3 aspek kebutuhan:
Need for power
Need for afiliation
Need for achievement

2. Tujuan Penelitian

Tuj uan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi yang mendorong mahasiswa Universitas Paramadina untuk belajar. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui variabel motivasi mana yang paling mempengaruhi prestasi belajar serta apakah ada perbedaan motivasi berdasarkan perbedaan jenis kelamin dan uang saku.


3. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan pada mahasiswa Universitas Paramadina yang berada pada tahap remaja tahap akhir Late Adolescence (18 – 21 tahun untuk perempuan dan laki-laki).


4. Metode Penelitian

Jugdmental sampling merupakan salah satu jenis purposive sampling selain quota sampling dimana peneliti memilih sample berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik


5. Hasil

Deskripsi tentang motivasi mahasiswa Universitas Paramadina adalah sebagian besar mahasiwa Univerditas Paramadina memiliki need of Achievement yang tinggi. Dikatakan oleh Munandar (2011) bahwa orang yang memiliki dominasi achievement memiliki tujuan yang tidak terlalu mudah namun tidak terlalu sulit dicapai hal ini dapat menggambarkan tentang motivasi yang ada didalam mahasiswa Paradina, Namun untuk melihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar harus diuji menggunakan regresi berganda.




Selasa, 10 November 2015

#PsikologiManajemen

Kelompok Bunga Matahari: 

- Antonny
- Jodi Woicaksono
- Mega Novianda
- Noddie Maharizky
- Victor Favian Ramadhan
- Ruthiany Zara Monica
1      



REVIEW FILM LINCOLN (2012) 

                      Lincoln adalah sebuah film drama sejarah Amerika Serikat tahun 2012 yang diproduseri dan disutradarai oleh Steven Spielberg, dibintangi oleh Daniel Day-Lewis sebagai Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln dan Sally Field sebagai Mary Todd Lincoln. Cerita film ini didasarkan pada biografi Lincoln karangan Doris Kearns Goodwin yang berjudul Team of Rivals: The Political Genius of Abraham Lincoln, yang mengisahkan tentang empat bulan terakhir dari kehidupan Lincoln, berfokus pada usaha Lincoln pada bulan Januari 1865 untuk mengupayakan Amandemen Ketigabelas Konstitusi Amerika Serikat diloloskan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat. Lincoln menceritakan tentang upaya Presiden Abraham Lincoln selama bulan Januari 1865 untuk meloloskan Amandemen Ketigabelas Konstitusi Amerika Serikat di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat yang akan menghapuskan Perbudakan di Amerika Serikat. 
             Lincoln berharap bahwa Perang Saudara akan berakhir dalam satu bulan, namun ia juga khawatir bahwa Proklamasi Emansipasi yang disahkannya pada tahun 1863 akan dihapuskan oleh pengadilan setelah perang usai dan Amendemen ke-13 akan gagal dengan kembali terbentuknya negara budak. Atas hal ini, Lincoln merasa bahwa sangat penting baginya untuk meloloskan amandemen hingga akhir Januari 1865, sehingga akan menghilangkan kemungkinan bahwa budak yang telah dibebaskan bisa diperbudak kembali.
            Republikan Radikal khawatir bahwa amandemen ini akan gagal dan beberapa di antara mereka dengan sengaja menundanya; dukungan untuk amandemen dari Republikan di negara bagian perbatasan belum cukup terjamin, karena prioritas mereka adalah untuk mengakhiri perang. Bahkan jika mereka semua mendukung amandemen, amandemen tersebut masih akan membutuhkan dukungan dari beberapa anggota Kongres Demokrat supaya bisa diluluskan. Karena Demokrat baru saja "lumpuh" setelah kalah dalam pemilihan umum 1864, beberapa penasihat Lincoln menyarankan bahwa ia harus menunggu sampai Kongres Republikkan yang baru meraih kursi, yang kemungkinan akan mempermudah jalan bagi amandemen. Namun, Lincoln tetap bersikeras untuk meloloskan amandemen secepatnya agar isu perbudakan bisa terselesaikan sebelum perang usai dan negara bagian selatan berintegrasi ke Uni.

        Menurut analisis kelompok kami mengenai film ini, menceritakan tentang pemimpin sebuah negara yang menginginkan negaranya tetap damai dan bersatu. Jika dikaitkan dalam teori leadership maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.     Lincoln memiliki gaya leadership teori Y karena sebagai pemimpin ia percaya bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya.
2.     Dari teori leadership Rensis Likert, Lincoln memiliki sifat Demokratik.
3.     Dari teori leadership pattern dari Tannenbaum dan Scmidt, Lincoln masuk dalam pemimpin yang membuat dan mengumumkan keputusan kepada bawahan.
4.     Dari teori Modern Choice Approach To Participation Konsep Decision Tree of Leadership dari Vroom & Yetton, Lincoln termasuk pada CII (consultative) adalah membagi permasalahannya secara berkelompok dan setelah itu membuat keputusan yang unilateral.
5.     Teori Kepemimpinan Dari Konsep Contigency Theory Of Leadership Dari Fiedler, Lincoln mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi dan juga orang yang kompeten, ia dapat mengambil keputusan dengan tindakan-tindakan yang strategis dan efektif.
6.     Teori Kepemimpinan Dari Konsep Path Goal Theory, Lincoln adalah pemimpin yang suportif. 

Selasa, 03 November 2015

#PsikologiManajemen

Nama Anggota Kelompok Matahari :

- Antonny
- Jodi Wicaksono
- Mega Novianda
- Noddie Maharizky
- Victor Favian Ramadhan
- Ruthiany Zara Monica 




     LEADERSHIP

PENDAHULUAN

kepemimpinan ialah suatu kemampuan seorang pemimpin mempengaruhi anggotanya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi

1.      Definisi kepemimpinan (Leadership)

A.    Menurut (Sullivan & Decker) 

Kepimpinan ialah penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan

B.     Menurut P. Pigors (1935)

Kepemimpinan ialah proses dorong mendorong lewat keberhasilan sebuah interaksi dari berbagai perbedaan individu, mengontrol daya seseorang dalam mengejar tujuan bersama.

C.     Menurut George R. Terr
Kepemimpinan merupakan suatu hubungan yang ada didalam diri seseorang atau pemimpin dan mempengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan sadar dalam hubungan tugas agar tercapainya sebuah tujuan yang diinginkan

A, Teori Kepimpinan Partipan
       Teori x dan teori y
1) Teori X         Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.

2) Teori Y
         Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja.


B. Rensis Likert membagi 4 gaya dasar kepemimpinan organisasional

1. Otokrat Eksploratif

Manajer mengambil semua keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan dan memerintahkan serta mengekplorasi bawahan dalam pelaksanaan.

2. Otokrat Penuh Kebajikan

Manajer tetap menentukan perintah-perintah kerja tapi bawahan di beri keleluasaan dalam pelaksanaan.

3. Partisipatif

Manajer menggunakan gaya konsultatif yaitu meminta masukan dari bawahan tapi tetap menahan hak untuk membuat keputusan.

4. Demokratik

Manajer memberikan berbagai pengarahan pada bawahan tapi juga memberikan partisipasi total dan keputusan di buat bersama-sama dengan keputusan suara mayoritas.

    1. Teori Of Leadership Pattern Choice Dari Tannenbaum & Scmidt
·         Perilaku tersebut bertitik tolak daridua pandangan dasar:
               1. berorientasi pada pemimpin ( bidang pengaruh pimpinan)
               2. berorientasi pada bawahan (bidang pengaruh kebebasan bawahan).

·      Dari dua pandangan dasar tersebut selanjutnya dikembangkan tujuh model gaya kepemimpinan dalam pembuatan keputusan yang dilakukan pemimpin :
                1)      pemimpin membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan (teiling)
                2)      pemimpin menjual dan menawarkan keputusan terhadap bawahan (selling)
                3)      pemimpin menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan 
                4)      pemimpin memberikan keputusan tentatif, dan keputusan masih dapat diubah
                5)      pemimpin memberikan problem dan minta saran pemecahannya pada bawahan                            6)      pemimpin menentukan batasan-batasan dan minta kelompok membuat keputusan
               7)      pemimpin mengizinkan bawahan berfungsi dalam batas_batas yang di tentukan (joining).

·         Menurut Tannenbaum dan Schmidt dalam pemilihan gaya kepemimpinan yang efekti faktor   yang harus dipertimbangkan oleh seorang pemimpin yaitu:
            1)      Kekuatan yang ada pimpinan: meliputi latar belakang pendidikan, latar belakang kehidupan                pribadi, pengetahuan, nilai-nilai hidup yang dihayati,kecerdasan, pengalaman.
            2)     Kekuatan yang ada bawahan: tingkat kebutuhan bawahan akan tanggung jawab dan                              kebebasan bertindak dalam pembuatan keputusan.
           3)      Tingkat pengetahuan dan berpengalaman yang dimiliki bawahan dalam bekerja.
D.  Modern Choice Approach To Participation Konsep Decision Tree of Leadership dariVroom & Yetton
·         Normative Theory dari Vroom and Yetton sebagai berikut :
1)       AI (Autocratic)         : Pemimpin memecahkan masalah atau membuat keputusan secara unilateral,                                          menggunakan informasi yang ada.
2)      AII (Autocratic)         : Pemimpin memperoleh informasi yang dibutuhkan dari bawahan namun                                                setelah membuat keputusan unilateral
3)       CI (Consultative)      : Pemimpin membagi permasalahan dengan bawahannya secara perorangan,                                            namun setelah itu membuat keputusan secara unilateral.
4)      CII (Consultative)      : Pemimpin membagi permasalahan dengan bawahannya secara berkelompok                                          dalam rapat, namun setelah itu membuat keputusan secara unilateral.
5)      GII (Group Decision) : Pemimpin membagi permasalahan dengan bawahannya secara berkelompok                                        dalam rapat; Keputusan diperoleh melalui diskusi terhadap konsensus.

Normative Theory: Rules Designed To Protect Decision Quality (Vroom & Yetton, 1973) :
1)      Leader Information Rule: Jika kualitas keputusan penting dan anda tidak punya cukup informasi a       atau ahli untuk memecahkan masalah itu sendiri, eleminasi gaya autucratic.
2)      Goal Congruence Rule: Jika kualitas keputusan penting dan bawahan tidak suka untuk membuat          keputusan yang benar, aturlah keluar gaya partisipasi tertinggi.
3)      Unstructured Problem Rule: Jika kualitas keputusan penting untuk anda kekurangan cukup                  informasi dan ahli dan masalah ini tidak terstruktur, eliminasi gaya kepemimpinan autocratic.
4)      Acceptance Rule: Jika persetujuan dari bawahan adalah krusial untuk implementasi efektif,                  eliminasi gaya autocratic.
5)      Conflict Rule: Jika persetujuan dari bawahan adalah krusial untuk implementasi efektif, dan                mereka memegang opini konflik di luar makna pencapaian beberapa sasaran, eliminasi gaya                autocratic.
6)      Fairness Rule: Jika kualitas keputusan tidak penting, namun pencapaiannya penting, maka                    gunakan gaya yang paling partisipatif.
7)      Acceptance Priority Rule: Jika persetujuan adalah kritikan dan belum tentu mempunyai hasil dari        keputusan autocratic dan jika bawahan tidak termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi,                  gunakan gaya yang paling partisipatif.

E.   Teori Kepemimpinan Dari Konsep Contigency Theory Of Leadership Dari Fiedler
Model kontingensi dari Fred Fridler, mengusulkan bahwa efektifitas kinerja sebuah kelompok tergantung pada adanya kecocokan antara gaya seseorang pemimpin dikala berinteraksi dengan bawahannya dan tergantung  pada derajat kontrol dan pengaruh situasi pada pemimpin. Friedler kemudian mengembangkan kuesioner LPS (Least Prefered Co Worker), dimana responden (pemimpin) di minta untuk memikirkan atau membayangkan seorang teman sekerjanya yang paling menjengkelkan atau paling sulit di ajak kerjasama.
  1.        Mengidentifikasikan Gaya Kepemimpinan
     2.        Mendefinisikan Situasi
·  Terdapat tiga dimensi situasional yang dapat menjadi factor kunci untuk menetapkan   efektifitas kepemimpinan :
a)  hubungan pimpinan-bawahan.
b)  struktur tugas.
c)  kekuatan posisi.

3.    Mencocokan Pemimpin dengan Situasi
Skor LPC seseorang dapat menentukan tipe situasi yang mana yang palin cocok buat gaya kepemimpinannya. Ada dua cara untuk dapat meningkatkan efektifitas kepemimpinan :
      a)      Menggantikan pemimpin untuk bisa cocok dengan situasinya, 
      b)      Menggantikan situasi untuk bisa cocok dengan pemimpin.
4.    Sumber Kognitif : Perbaikan dari Model Fiedler
Ada dua dimensi yang di kemukakan di sini :
 a)      Para pemimpin yang intelegen dan kompeten akan meformulasikan perencanaa-perncanaan,                keputusan-keputusan, dan tindakan-tindakan strategis yang lebih efektif.
 b)      Para pemimpin mengkomunikasikan rencana-rencana, keputusan-keputusan clan strategi mereka        yang lebih melalui perilaku direktif
     F.  Teori Kepemimpinan Dari Konsep Path Goal Theory
·         Pada intinya, teori path-goal menjelaskan empat perilaku pemimpin, yaitu (Wahjono, 2010 : 284):
               1)      Pemimpin direktif, mengarahkan tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana                               caranya, menjadwalkan pekerjaan, mempertahankan standar kinerja, dan memperjelas                         peranan pemimpin dalam kelompok.
               2)      Pemimpin suportif, melakukan berbagai usaha agar pekerjaan menjadi lebih                                         menyenangkan, memperlakukan pengikut dengan adil, bersahabat, dan mudah bergaul                         serta memperhatikan kesejahteraan bawahannya.
              3)      Pemimpin partisipatif, melibatkan bawahan, meminta saran bawahan dan                                              menggunakannya dalam proses pengambilan keputusan.
        4)      Pemimpin yang berorientasi pada kinerja, menentukan tujuan-tujuan yang menantang,                        mengharap kinerja yang tinggi, menekankan pentingnya kinerja yang berkelanjutan,                            optimistik dan memenuhi standar-standar yang tinggi.

Selasa, 27 Oktober 2015

#PsikologiManajemen

KELOMPOK BUNGA MATAHARI

-  Antony
-  Jodi Wicaksono
-  Mega Novianda 
-  Noddie Maharizky
-  Ruthiany Zara Monica 
 - Viktor Favian Ramadhan 



PENDAHULUAN


Kekuasaan dapat diperoleh karena posisi seseorang (kekuasaan jabatan) dan karena pengaruh pribadi atas orang lain. Di dalam organisasi kedua macam kekuasaan tersebut dapat terjadi. Kekuasaan jabatan bergantung kepada setinggi apakah jabatan yang dimiliki seseorang. Semakin tinggi jabatan, akan semakin tinggi pula kekuasaan yang diperoleh. Meskipun demikian, dalam hal tertentu kekuasaan yang dimilikinya juga dibatasi oleh kekuasaan yang dimiliki orang lain.
Kekuasaan pribadi bergantung kepada sejauh mana orang lain mempercayai, mendukung, menghormati dan terikat kepada pemegang kekuasaan pribadi.Demikian pula, di dalam organisasi kekuasaan seringkali cenderung berlangsung secara timbal balik antara atasan dan bawahan. Hal ini dimungkinkan oleh adanya saling membutuhkan di antara mereka. Atasan mempunyai kekuasaan atas bawahan, tetapi sebaliknya bawahan juga dapat mempengaruhi kekuasaan yang dimiliki atasan dengan hasil karya (kinerja) yang ditunjukkan oleh bawahan.


TEORI

A.    Definisi Kekuasaan
Menurut Walterd Nord, Pengertian Kekuasaan ialah suatu kemampuan untuk mempengaruhi aliran energi dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.
Bierstedt memberikan pernyataan mengenai Pengertian Kekuasaan yaitu kemampuan untuk mempergunakan kekuatan.
Pengertian Kekuasaan Menurut Rogers adalah kemampuan seseorang untuk mengubah orang atau kelompok lain dalam cara yang spesifik, contohnya dalam kekuasaan dan pelaksanaan kerjanya

.
B.    Sumber-Sumber Kekuasaan Menurut French dan Raven
1. Coercive Power (Kuasa Paksaan) adalah kemampuan untuk menghukum atau memperlakukan seseorang yang tidak melakukan permintaan atau perintah. Diperoleh dari salah satu kapasitas untuk membagikan punishment pada mereka yang tidak mematuhi permintaan atau perintah. Kekuasaan ini juga bisa dibilang kekuasaan karena rasa takut oleh seseorang yang memiliki kuasa dalam suatu hal. Karena hal itulah orang-orang yang menjadi bawahan atau pengikutnya, menjadi tunduk dan mau untuk melakukan perintah yang diberikan oleh orang yg berkuasa itu. Karena jika mereka tidak mengikuti apa yang diperintahkan, maka bawahan/pengkutnya tersebut akan mendapatkan sebuah hukuman. Contoh dari Coercive power adalah : misal, seorang atasan memberikan pemotongan gaji terhadap karyawan/bawahannya, karena bawahaanya tersebut telah melanggar peraturan perusahaan, bahkan jika kesalahan bawahannya tersebut fatal, maka si atasan akan melakukan pemecatan terhadapnya, atau seorang guru memberikan hukuman terhadap siswanya, dengan memberikan tugas yang banyak. Menurut Molm, 1987,1988 Seseorang juga menggunakan Coersive untuk mempengaruhi anggota grup lain, walaupun kebanyakan orang lebih memilih untuk menggunakan reward power daripada coersive power jika keduanya tersedia.

2. Insentif Power (Reward Power)
Reward power adalah suatu sikap yang patuh /tunduk yang dicapai berdasarkan kepatuhan/kemampuan untuk memberikan reward (imbalan) agar dipandang orang lain berharga, Seseorang akan patuh terhadap orang lain, jika dijanjikan akan diberikan sebuah imbalan yang sesuai dengan prestasinya. Selain itu reward power juda bisa diartikan kemampuan dalam mengontrol distribusi dalam pemberian reward atau menawarkan pada grup lainnya. Contoh dari Reward Power adalah bisa dalam bentuk : Bintang emas untuk murid, gaji untuk karyawan, persetujuan sosial untuk subyek dalam eksperimen, positif feedback untuk karyawan, makanan untuk orang kelaparan, kebebasan untuk narapidana, dan bahkan bunuh diri untuk yang merasa hidupnya tersiksa.

3. Legitimate Power (Kuasa yang sah)
Legitimate power adalah Pemimpin memperoleh hak dari pemegang kekuatan untuk memerlukan dan menuntut ketaatan. Seseorang yang telah memiliki legitimate power, akan menuntut bawahan atau pengikutnya untuk selalu taat pada peraturannya. Karena legitimate power memiliki definisi lain, yaitu kekuatan yang bersumber dari otoritas yang dapat dipertimbangkan hak untuk memerlukan dan pemenuhan perintah. Contoh daro Legitimate Power adalah : Pegawai polisi mengatakan penonton untuk pindah jika berada dalam suatu konser/pertunjukan musik, dosen menunggu isi kelas diam dan tenang sebelum mengajarkan materinya.

4. Expert power (Kekuasaan Pakar)
Pengaruh berdasar pada kepercayaan target bahwa pemegang kekuatan memiliki keahlian dan kemampuan yang superior dalam bidangnya. Seseorang yang memang ahli dalam bidangnya, akan mudah untuk menguasai/ mempengaruhi orang lain.Para anggota dalam suatu kelompok, pasti memiliki skill dan kemampuan yang berbeda. Maka dari itulah, suatu kelompok tercipata untuk saling melengkapi kekurangan anggota kelompki lainnya. Namun pada dasarnya, French dan Raven seseorang tidak perlu menjadi ahli untuk mendapatkan kekuatan ahli. Orang tersebut hanya perlu diterima oleh orang lain sebagai seorang yang ahli (Kapolwitz,1978; Littlepage & Mueller,1997). Sebenarnya, seseorang tidak harus memaksakan diri untuk menjadi seseorang yang ahli. Karena, sebenarnya kemampuan apapun yang kita miliki, tidak hanya kita yang menilai, tapi kita pun perlu pe
nilaian dari orang lain. Contoh dari expert power adalah : seorang pasien percaya pada hasil diagnose dokter atas pentakit yang dideritanya, seseorang percaya pada seorang ilmuwan pada bidang, karena ilmuwan tersebut telah membuktikan hasil penelitiaanya.

5. Referent Power (Kekuasaan Rujukan)

Pengaruh yang didasarkan pada pemilikan sumber daya atau ciri pribadi yang diinginkan oleh seseorang, berkembang dari rasa kagum terhadap orang lain, untuk menjadi seperti orang yang dikaguminya itu, dikarenakan adanya karisma. Selain itu, Referent power juga menjelaskan bagaimana charismatic leader (seberapa tinggi komitmen anggota tersebut pada kelompoknya) mengatur untuk menggunakan banyak kontrol dalam grup mereka. Siapakah anggota yang paling baik, paling disukai, paling dihargai dsb. Contoh dari referent power adalah : Misalnya seorang pengikut dalam suatu kelompok, sangat mengagumi ketua kelompoknya, karena ketua kelompoknya tersebut memiliki pribadi yang kompeten, baik hati, bersikap mengayomi kepada semua pengikutnya, dan tidak pernah bersikap otoriter.


DAFTAR PUSTAKA 

Miftah, T. (2005). Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Stephen P. Robbins, T. A. (2007). Organizational Behavior. New Jersey: Pearson.

Selasa, 13 Oktober 2015

#PsikologiManajemen

KELOMPOK BUNGA MATAHARI
 
- Anntony
- Jodi Wicaksono
- Mega Novianda
- Noddie Maharizky 
- Ruthiany Zara Monica 
- Victor Favian Ramadhan 


PENGARUH 


PENDAHULUAN 

      Kekuasaan adalah sebuah kekuatan yang dimiliki oleh seseorang ataupun kelompok yang bertujuan untuk menggerakkan orang-orang di sekitarnya guna mencapai tujuan yang telah dicanankan sebelumnya. Akibat dari kekuasaan yang ada ini adalah menimbulkan pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul dan terjadi serta dampaknya terhadap orang-orang disekitarnya.
Dewasa ini, banyak orang yang berkuasa serta mampu mempengaruhi orang disekitarnya dengan sangat dominan. Namun, masalahnya disini apakah orang yang berkuasa tersebut mampu menggunakan kekuasaannya dengan bijak agar dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh yang positif di sekelilingnya.

         Sebagai seorang mahasiswa dan calon pemimpin masa depan, sangat penting bagi kami untuk mempelajari, merenungkan dan mempraktikkan kekuassan yang mungkin kita dapatkan dan pengarung-pengaruh apa saja yang akan timbul. Kita tidak bisa mengesampingkan efek-efek apa saja yang timbul karena efek tersebut berdampak langsung dengan kepentingan orang banyak dan menibulkan perspektif yang beragam di dalamnya.


A.    Definisi Pengaruh
Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas telah dikemukakan sebelumnya bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi pengaruh menurut para ahli:
1.     Wiryanto
Pengaruh merupakan tokoh formal mauoun informal di dalam masyarakat, mempunyai ciri lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi.

2.     Robert Dahl
A mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak akan B lakukan.

3.     Albert R. Roberts & Gilbert
Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.

B.    Kunci-Kunci Perubahan Perilaku
Kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat.
Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadir. Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.
-         Courage                         : Diperlukan keberanian, kebulatan, tekad dan keteguhan hati
-         High confidence            : Kekuatan penggerak hidup anda
-         Attitude                         : Mental yang positif
-         New action                    : Tindakan yang benar-benar konsisten
-         Goal                               : Target atau tujuan yang benar-benar diinginkan
-         Excellence                     : Menjadi yang terbaik

C.    Model Mempengaruhi Orang Lain
Aristotle yang menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi orang lain, yaitu:

1.     Logical argument (logos)
Penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.

2.     Psychological / emotional argument (pathos)
Penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun negatif.

3.     Argument based on credibility (ethos)
Ajakan atau arahan yang dituruti oleh komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidangnya.

D.    Wewenang
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi. Peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manager menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi. Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka.