- Antony
- Jodi Wicaksono
- Mega Novianda
- Noddie Maharizky
- Ruthiany
Zara Monica
- Viktor
Favian Ramadhan
PENDAHULUAN
Kekuasaan
dapat diperoleh karena posisi seseorang (kekuasaan jabatan) dan karena pengaruh
pribadi atas orang lain. Di dalam organisasi kedua macam kekuasaan tersebut
dapat terjadi. Kekuasaan jabatan bergantung kepada setinggi apakah jabatan yang
dimiliki seseorang. Semakin tinggi jabatan, akan semakin tinggi pula kekuasaan
yang diperoleh. Meskipun demikian, dalam hal tertentu kekuasaan yang
dimilikinya juga dibatasi oleh kekuasaan yang dimiliki orang lain.
Kekuasaan
pribadi bergantung kepada sejauh mana orang lain mempercayai, mendukung,
menghormati dan terikat kepada pemegang kekuasaan pribadi.Demikian pula, di
dalam organisasi kekuasaan seringkali cenderung berlangsung secara timbal balik
antara atasan dan bawahan. Hal ini dimungkinkan oleh adanya saling membutuhkan
di antara mereka. Atasan mempunyai kekuasaan atas bawahan, tetapi sebaliknya
bawahan juga dapat mempengaruhi kekuasaan yang dimiliki atasan dengan hasil
karya (kinerja) yang ditunjukkan oleh bawahan.
TEORI
A.
Definisi
Kekuasaan
Menurut
Walterd Nord, Pengertian Kekuasaan ialah suatu kemampuan untuk mempengaruhi
aliran energi dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda
secara jelas dari tujuan lainnya.
Bierstedt
memberikan pernyataan mengenai Pengertian Kekuasaan yaitu kemampuan untuk
mempergunakan kekuatan.
Pengertian
Kekuasaan Menurut Rogers adalah kemampuan seseorang untuk mengubah orang atau
kelompok lain dalam cara yang spesifik, contohnya dalam kekuasaan dan
pelaksanaan kerjanya
.
B.
Sumber-Sumber
Kekuasaan Menurut French dan Raven
1.
Coercive Power (Kuasa Paksaan) adalah kemampuan untuk menghukum atau
memperlakukan seseorang yang tidak melakukan permintaan atau perintah.
Diperoleh dari salah satu kapasitas untuk membagikan punishment pada mereka
yang tidak mematuhi permintaan atau perintah. Kekuasaan ini juga bisa dibilang
kekuasaan karena rasa takut oleh seseorang yang memiliki kuasa dalam suatu hal.
Karena hal itulah orang-orang yang menjadi bawahan atau pengikutnya, menjadi
tunduk dan mau untuk melakukan perintah yang diberikan oleh orang yg berkuasa
itu. Karena jika mereka tidak mengikuti apa yang diperintahkan, maka
bawahan/pengkutnya tersebut akan mendapatkan sebuah hukuman. Contoh dari
Coercive power adalah : misal, seorang atasan memberikan pemotongan gaji terhadap
karyawan/bawahannya, karena bawahaanya tersebut telah melanggar peraturan
perusahaan, bahkan jika kesalahan bawahannya tersebut fatal, maka si atasan
akan melakukan pemecatan terhadapnya, atau seorang guru memberikan hukuman
terhadap siswanya, dengan memberikan tugas yang banyak. Menurut Molm, 1987,1988
Seseorang juga menggunakan Coersive untuk mempengaruhi anggota grup lain,
walaupun kebanyakan orang lebih memilih untuk menggunakan reward power daripada
coersive power jika keduanya tersedia.
2.
Insentif Power (Reward Power)
Reward
power adalah suatu sikap yang patuh /tunduk yang dicapai berdasarkan
kepatuhan/kemampuan untuk memberikan reward (imbalan) agar dipandang orang lain
berharga, Seseorang akan patuh terhadap orang lain, jika dijanjikan akan diberikan
sebuah imbalan yang sesuai dengan prestasinya. Selain itu reward power juda
bisa diartikan kemampuan dalam mengontrol distribusi dalam pemberian reward
atau menawarkan pada grup lainnya. Contoh dari Reward Power adalah bisa dalam
bentuk : Bintang emas untuk murid, gaji untuk karyawan, persetujuan sosial
untuk subyek dalam eksperimen, positif feedback untuk karyawan, makanan untuk
orang kelaparan, kebebasan untuk narapidana, dan bahkan bunuh diri untuk yang
merasa hidupnya tersiksa.
3.
Legitimate Power (Kuasa yang sah)
Legitimate
power adalah Pemimpin memperoleh hak dari pemegang kekuatan untuk memerlukan
dan menuntut ketaatan. Seseorang yang telah memiliki legitimate power, akan
menuntut bawahan atau pengikutnya untuk selalu taat pada peraturannya. Karena
legitimate power memiliki definisi lain, yaitu kekuatan yang bersumber dari
otoritas yang dapat dipertimbangkan hak untuk memerlukan dan pemenuhan
perintah. Contoh daro Legitimate Power adalah : Pegawai polisi mengatakan
penonton untuk pindah jika berada dalam suatu konser/pertunjukan musik, dosen
menunggu isi kelas diam dan tenang sebelum mengajarkan materinya.
4.
Expert power (Kekuasaan Pakar)
Pengaruh
berdasar pada kepercayaan target bahwa pemegang kekuatan memiliki keahlian dan
kemampuan yang superior dalam bidangnya. Seseorang yang memang ahli dalam
bidangnya, akan mudah untuk menguasai/ mempengaruhi orang lain.Para anggota
dalam suatu kelompok, pasti memiliki skill dan kemampuan yang berbeda. Maka
dari itulah, suatu kelompok tercipata untuk saling melengkapi kekurangan
anggota kelompki lainnya. Namun pada dasarnya, French dan Raven seseorang tidak
perlu menjadi ahli untuk mendapatkan kekuatan ahli. Orang tersebut hanya perlu
diterima oleh orang lain sebagai seorang yang ahli (Kapolwitz,1978; Littlepage
& Mueller,1997). Sebenarnya, seseorang tidak harus memaksakan diri untuk
menjadi seseorang yang ahli. Karena, sebenarnya kemampuan apapun yang kita
miliki, tidak hanya kita yang menilai, tapi kita pun perlu pe
nilaian dari orang
lain. Contoh dari expert power adalah : seorang pasien percaya pada hasil
diagnose dokter atas pentakit yang dideritanya, seseorang percaya pada seorang
ilmuwan pada bidang, karena ilmuwan tersebut telah membuktikan hasil
penelitiaanya.
5.
Referent Power (Kekuasaan Rujukan)
Pengaruh
yang didasarkan pada pemilikan sumber daya atau ciri pribadi yang diinginkan
oleh seseorang, berkembang dari rasa kagum terhadap orang lain, untuk menjadi
seperti orang yang dikaguminya itu, dikarenakan adanya karisma. Selain itu,
Referent power juga menjelaskan bagaimana charismatic leader (seberapa tinggi
komitmen anggota tersebut pada kelompoknya) mengatur untuk menggunakan banyak
kontrol dalam grup mereka. Siapakah anggota yang paling baik, paling disukai,
paling dihargai dsb. Contoh dari referent power adalah : Misalnya seorang
pengikut dalam suatu kelompok, sangat mengagumi ketua kelompoknya, karena ketua
kelompoknya tersebut memiliki pribadi yang kompeten, baik hati, bersikap
mengayomi kepada semua pengikutnya, dan tidak pernah bersikap otoriter.
DAFTAR PUSTAKA
Miftah, T. (2005). Perilaku Organisasi (Konsep
Dasar dan Aplikasinya). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Stephen P. Robbins,
T. A. (2007). Organizational Behavior. New Jersey: Pearson.